Eksistensi Ekonomi Islam ditengah Perang Dagang USA dan China

09/18/2019

Donald Trump merupakan presiden Amerika Serikat terpilih pada pemilihan presiden 2017. Sekilas tidak ada yang berbeda dari kebijakan, peraturan ataupun gagasan yang dibawakan Trump untuk dilaksanakan pada masa kepemimpinannya kelak. Akan tetapi semenjak kampanye (tepatnya 2 Mei 2016) pemilihan presiden Amerika Serikat 2017, pengusaha tersebut mrembandingkan defisit keuangan negara Amerika dengan China. Tidak hanya itu, ia juga menyebut bahwa defisit itu merupakan sebuah pencurian pemasukan negara bagi Amerika Serikat. Sejak saat itu kondisi perekonomian serta kebijakan perdagangan antara Washington DC dan Beijing semakin memanas serta menghasilkan berbagai kebijakan-kebijakan yang saling melemahkan satu sama lain.

Persaingan tersebut menimbulkan keresahan bagi seluruh negara di dunia, khususnya Indonesia. Bank Indonesia menyebutkan bahwa ancaman terbesar bagi perekonomian Indonesia adalah terhambatnya investasi asing yang disebabkan oleh persaingan dagang dua negara adidaya ini. Berdasarkan permasalahan ini, timbul sebuah pertanyaan untuk mencari solusi alternatif yang mampu membuat perekonomian Indonesia tetap bertahan ditengah pusaran perang dagang Amerika Serikat dan China.

Ditengah panasnya konflik dagang Amerika - China, ternyata terdapat salah satu alternatif untuk bertahan agar ekonomi Indonesia tetap stabil. Sebagaimana yang penulis kutip dari Bank Indonesia adalah bahwa kondisi perang dagang tersebut merupakan kesempatan emas bagi muslim (khususnya muslim Indonesia) untuk mengembangkan perekonomian islam dan perekonomian Syariah. Hal ini dilator belakangi oleh kondisi demografis masyarakat Indonesia yang mayoritas muslim. Alasan demografis rupanya tidak hanya disampaikan oleh Bank Indonesia dalam agenda Festival Ekonomi Syariah (FESYAR) 2019 wilayah timur, akan tetapi kemampuan dari pengembangan ekonomi syariah di Indonesia sangat mungkin untuk terus maju dan dikembangkan. Kondisi tersebut dikarenakan minimnya penerapan serta pelaksanaan ekonomi Syariah di Indonesia yang hanya berjumlah 11% dari keseluruhan aktivitas ekonomi. Salah satu perusahan investasi internasional asal Amerika Serikat, Stern Resources tertarik menggarap ekonomi syariah di Indonesia dikarenakan memiliki peluang yang tinggi.

Ditengah hiruk pikuk persaingan dagang, tanpa kita sadari ekonomi islam menjadi salah satu pilihan yang tepat untuk menjaga imunitas perekonomian Indonesia. Ibarat dua mata koin, ekonomi islam yang mulai dilirik serta diperhitungkan ini menjadi hal yang positif di satu sisi, namun juga memiliki sisi negatif. Hal positif dikarenakan Indonesia akan berpotensi mendatangkan investasi asing dalam bidang perekonomian Syariah, pengembangan moneter Syariah, sukuk (saham) Syariah, dan lain sebagainya. Sementara itu menjadi hal negative apabila potensi ini tidak dikelola dengan baik oleh kaum muslim, sehingga perusahaan atau instansi yang berasal dari kalangan non-Islam akan menguasai perekonomian syariah Indonesia. Semisal demikian, muncul sebuah pertanyaan besar. Sampai dimana peran kita sebagai muslim untuk mengembangkan perekonomian Islam di Indonesia?

2019 Amirunnaufal Personal Site | All rights reserved.
Powered by Webnode
Create your website for free! This website was made with Webnode. Create your own for free today! Get started